#30harimenulissuratcinta
Dear you,
Bagaimana hari minggumu ini? Menyenangkankah? Aku harap begitu.
Aku disini masih tetap sama, dengan hariku yang senantiasa merindumu. Ini hari minggu yang cerah,tanpa hujan, namun tak secerah hari-hari lain saat aku dapat menatap sekilas senyumanmu. Mungkin lebih baik hujan turun, dan aku dapat bersamamu, menatap lekat-lekat senyummu yang menghangatkanku.
Rasanya enggan aku berhari minggu. Rasanya ingin terus aku pergi kesana setiap harinya, dan hanya dengan melihat sosokmu sekilas saja sudah membuat hatiku bungah sepanjang hari.
Bagaimana denganmu disana? Sedang bersenang-senang dengan teman-temanmu kah? Apakah kau mengingatku seperti aku mengingatmu dan merindumu? Hingga ejaan-ejaan rindu ini aku tuang dalam tulisan yang entah kapan akan kau baca.
Hari minggu selalu menjadi puncak rinduku, ahh, rasanya ingin aku bercengkerama denganmu di minggu sore, meski hanya melalui jejaring sosial, seperti dulu. Dan sepertinya aku salah memilih kata-kata dalam suratku ini, kalimat-kalimat rinduku terlalu cacat. Entah, aku bingung memilih abjad, aku pun tak pandai merangkai kata untuk menceritakan hari mingguku yang tak pernah aku lewatkan tanpa mengingatmu.
26 abjad rasanya kurang untuk sekedar mengungkapkan rindu dalam surat ini. Namun, secara langsung pun aku akan lebih bodoh, menatapmu saja aku tak berani, aku hanya sanggup menatapmu lekat-lekat dalam jarak tertentu, hampir sembunyi. Matamu itu selalu saja berhasil membekukan lidahku, membuatku kikuk saat berbicara denganmu.
Apa suratku ini terlalu cacat untuk kau baca? Sudahkah kau pahami hariku tanpa melihat sosokmu? Aku tak terlalu berharap kau mengerti, aku hanya berharap kau akan tahu.
Semoga harimu indah, semoga esok lebih indah dengan melihat sosokmu, menatap dengan sembunyi-sembunyi tentu saja :)
With love,
@puputrisafitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar