Sabtu, 19 Maret 2011

sudut hati yang gelap

Sudut hati yang gelap,
Merayapi kegalauan dalam sunyi,
Merdu alunan simfoni yang tak lagi terdengar,
Aku, terpendar dalam resah,
Membangun benteng hati yang megah,
Berperang dalam kecamuk rasa,
Hancur, berkeping,
Peluru – peluru yang menembus kalbu,
Berantakan…

Jika mungkin waktu berputar,
Biarkan aku memilih rasa,
Bukan hanya asa,
Asa, yang hanya fatamorgana,
Dan akan hilang dalam kabut detik waktu,
Dalam masa itu,
Biarkan aku merasa, mencoba meraba,
Dalam terang yang tersendat, redup merayap...

Jiwa yang kosong,
Mata hati yang buta,
Dimanakah simfoni elegi yang mengalun lembut,
Yang berbisik pada jiwa,
Membuka sayap hati untuk terbentang dan melihat indahnya rasa,
Mata itu,
Tersirat kekosongan,
Dan biarkan sinar merasuk menerangi relung sudut yang gelap,
Alunan merdu berbisik pada jiwa yang kosong,
Semua indah, walau rasa itu semu ...
Semua nyata, walau dalam maya ...

Jumat, 04 Maret 2011

Hati yang berbisik

HATI YANG BERBISIK
Bukan salah hati yang berbisik,
Mengungkapkan apa yang dirasa,
Hanya terkadang logika membeku,
Terbius es yang mengguyur mata hati,
Entah apa itu,
Sesuatu yang sulit teraba hati,
Mungkin hanya sebersit seperti kilat,
Yang menyambar hati dan mengubah pandangan,

Ini kenyataan,
Bukan berada di dunia dongeng atau istana langit,
Penuh mimpi dan angan yang membayang,
Pahit manis semua yang dirasa,
Adalah perasaan yang teraba,
Dihadapi dengan hati,

Jika ini mungkin adalah mimpi,
Aku takkan takut terjatuh,
Namun sekarang,
Jatuh bangun di dunia nyata,
Pedihnya akan terhapus ketulusan hati,
Airmata yang membuka semunya,
Ketulusan yang tiada pernah ada duanya,
Dan semua itu ada waktunya,
Saat mimpi menjadi nyata,
Saat harus bersiap jatuh karena bermimpi,

Sekali lagi,
Bukan salah hati yang berbisik,
Mencoba mengungkap perasaan yang teraba,
Membuka mata untuk menyambut angan yang membayang