Jumat, 28 Januari 2011

My family GPBS

Awalnya cukup galau untuk menentukan pilihan, keluar-masuk dan mungkin menimbulkan ketidaknyamanan. Sempat mengikuti latihan rutin subsie lain, dan hampir aku mengikuti arus di dalamnya. Hmm… cukup bimbang saat itu. Hingga akhirnya, aku tetapkan untuk bergabung di subsie ini, subsie atau extrakulikuler yang sebenernya ingin aku ikuti sejak SMP. Di sinilah, semua cerita, senang sedih, susah bahagia, terasa bagai kisah panjang yang ditulis dengan tinta emas di atas lembaran kertas putih.
Ganesha Pramodha Branitasandhini, PMR Wira SMA Negeri 3 Semarang, inilah keluarga baruku, keluarga di sekolah yang selalu ada untukku. Aku GPBS angkatan 23, bangga dengan apa yang aku punya di organisasi kemanusiaan ini.
GPBS yang terbentuk tanggal 1 Maret 1987, cukup lama bukan? Berdiri sebagai salah satu organisasi 4P di SMA Negeri 3 Semarang, sangat berharga bagiku semua yang aku dapatkan di organisasi ini. Banyak hal yang aku pelajari, aku dapat dan aku jadikan kisah tak terlupa dalam hidupku. Semua yang aku alami mungkin hanya sekali seumur hidup, dan aku mungkin akan mengukirnya seperti di batu prasasti 

Awal kisah di GPBS adalah Makrab, malam keakraban, saat itu aku belum bergabung, jadi aku belum tahu banyak tentang makrab ini.
Hari itu, hari sabtu, aku mencoba bergabung kembali dengan GPBS. Memuaskan, DESANOV, Demo Satu November untuk memperingati HUT SMAGA di depan mata!!! Aku yang punya amanah sebagai penolong parah, berusaha semampuku untuk memberikan yang terbaik untu acara ini, tentu atas nama PMR SMAN 3 Semarang- GPBS. Waw, banyak sekali kenangan menuju Desanov ini, pelantikan calon anggota baru, dimana pertama kali aku mendapat dan memakai slayer kuning yang sekarang sangat – sangat aku banggakan. Hei, itu adalah harga diri, mungkin berlebihan tapi itu adalah kenyataan. Slayer kuning yang susah payah aku pertahankan, sebagai lambang kepercayaan kakak kelas yang di berikan padaku dan akan aku pertahankan sebagai harta yang lebih dari emas ataupun perak, kenangan hidup yang hanya sekali. Dan kini slayer kuning yang dulunya polos, lambat laun berubah, melalui tahap – tahap yang tentunya penuh perjuangan, hingga akhirnya terjahitlah 2 pita dengan warna Coklat keemasan dan Merah dengan arti “kami PMR Wira SMA Negeri 3 yang rela berkorban dan berani” ku anggap ini adalah doa dari kakak kelas kami, angkatan 22.
Perjuangan, komitmen dan pengorbanan yang selalu ada di setiap titik perjalanan kami, peralihan dari adik kelas menjadi kakak kelas, memberikan kepercayaan kepada adik kelas angkatan 24, merupakan kisah berharga dalam keluarga GPBSku. Mungkin sulit, jika aku harus mengulanginya lagi, entah apa yang membuat aku bertahan hingga sekarang, mungkin karena aku punya mereka, dan aku harus selalu ada untuk mereka. Dan satu hal yang mungkin di luar dugaanku sebuah amanah untuk memimpin keluarga ini, keluarga GPBS#23.
Ini adalah anggota GPBS angkatan 23:
1. Khairunisa Putri Safitri
2. Rachel Anindya Sandra Helena
3. Setriratna Nuswantari
4. Chyntia Tessa Gunawan
5. Robi’ah Qurrotu A’yun
6. Yohana Erika Saraswati
7. Naila Rizqiana
8. Yesika Claudia Febriani
9. Intan Noor Fatimatuzzahroh

Susah senang kami bersama, bersatu karena kita semua adalah saudara 
Komitmen adalah pengorbanan, ini adalah sebuah perjalanan. Terima kasih untuk kakak kelasku angkatan 22, Terima kasih banyak untuk kak Beti Dwi Suryandari, keberhasilan bukan hanya dari suksesnya program kerja tapi yang terpenting adalah bagaimana mencetak generasi penerus agar menjadi generasi yang lebih baik. Terima kasih untuk alumnus GPBS dari angkatan 1 sampai 21, walaupun belum pernah bertemu, aku salut dengan perjuangan kalian. Untuk adik-adik kelas angkatan 24, lakukan yang terbaik dan jadi yang terbaik, aku sayang kalian semua bagaimana pun kalian. Untuk teman – teman GPBS 23, semua untuk kalian, semuanya, selamanya, we’re tweety, we can!!! YES WE CAN!!!
SIAMO!!!

Rabu, 12 Januari 2011

My life My story: Dia Fatamorgana

My life My story: Dia Fatamorgana: "Dia bernyanyi Ceritakan kisah yang indah Tentang hati Dia bersuara Dongengkan kisah yang sejuk Tentang kehidupan Dia bergerak Anggun menar..."

Dia Fatamorgana

Dia bernyanyi
Ceritakan kisah yang indah
Tentang hati

Dia bersuara
Dongengkan kisah yang sejuk
Tentang kehidupan

Dia bergerak
Anggun menari
Tentang sebuah keelokan

Dia berbisik
Memberi seuntai kata
Tentang perasaan

Dia
Dengan bisikan ia bernyanyi
Anggun menari mengalun seiring melodi
Kisahkan sebuah keelokan perasaan yang bersemayan dalam hati
Menghiasi kehidupan

Dia
Hanya dia
Seorang dia
Sinarnya, pancarannya
Ingin aku redupkan
Tidak, tak mampu aku


Dia
Aku dan dia
Hanya kami

Dia
Aku, butiran kecil pasir pantai
Yang kan terkikis habis oleh pantai
Dia
Samudera luas tiada batas, begitu lepas dan bebas

Dia
Aku memandangnya
Dia
Dapatkah melihatku?
Memandang hatiku


Dia
Berikan sebuah kisah untukku
Dengan lembut nyanyian hati mengalun padaku
Dia
Ajarkan aku sebuah dongeng
Tentang hati, perasaan
Dia
Nyanyikan melodi kehidupan
untukku, dalam sebuah fatamorgana
kisahku dan dia